Langsung ke konten utama

SCREENING RESTORASI FILM PAGAR KAWAT BERDURI


Pada tanggal 25 Oktober 2018, Kamisinema pertama kalinya bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Perfilman untuk menyelenggarakan acara pemutaran dan diskusi hasil restorasi film. Dalam kesempatan kali ini aku dapat berkesempatan hadir untuk mengikuti acara screening ini yang dilaksanakan di CGV Sahid Jwalk Mall Yogyakarta. Bukan hanya aku, namun banyak sekali komunitas-komunitas Sineas Indonesia mengahdiri acara pemutaran restorasi film ini.
Pada acara tersebut, Kamisinema menayangkan film berjudul Pagar Kawat Berduri, merupakan film yang diselamatkan oleh Soekarno, dibuat pada tahun 1961 dan disutradai oleh Asrul Sani. Film ini banyak menimbulkan kontroversi, karena pada tahun 60’an, Partai Komunis Indonesia (PKI) menuntut agar film ini ditarik dari peredaran, karena dianggap menganjurkan pandangan humanisme universal yang dapat membuat masyarakat bersimpati pada Belanda. Berdaarkan catatan, salah satu tokoh nasional yang menolak film ini ditayangkan adalah Sutan Takdir Alisjahbana, sehingga Bung Karno diminta untuk menjadi ‘juri’. Namun, setelah menonton film tersebut, Bung Karno berpendapat bahwa film karya Asrul Sani ini tidak masalah untuk ditayangkan.
Ketika selesai pemutaran restorasi film tersebut, audience dituntut untuk fokus pada penjelasan tentang ‘Restorasi Film’ itu sendiri oleh salah satu perwakilan dari Pusbang Film, beliau menjelaskan bagaimana cara dia mendapatkan film yang sulit didapatkan, cara dia merestorasi film lama, tantangan-tantangan utnutk melakukan restorasi film serta menjelaskan tentang dimana kita sekarang masuk dalam dunia digital, namun menekankan juga kepada audience tentang dunia analog untuk patut diingat dan dilesterikan. Setelah audience memahani maksud restorasi film, acara dilanjut dengan diskusi antara penonton dan perwakilan dari restorasi film itu. Para penonton sangat antusias ketika berdiskusi, karena pembahasan tentang restorasi film sendiri sangat menarik dan masih jarang diperbincangkan.
Dari  acara pemutaran restorasi film dan yang didiskusikan sendiri, aku khususnya berharap dapat membuat banyak orang lebih bisa menghargai sejarah, pemerintah juga mampu melestarikan budaya film khususnya film-film lama. Sehingga bisa berdampak baik dan bermanfaat bagi banyak orang. #Saveoldfilm

Ditulis Oleh : Yafi Luthfia Aliki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SCREENING ANIMASI “BEST OF THE BEST CRAFT 2017"

Dalam rangka memperingati 1 tahun CRAFT Anim Fest dan untuk ajang promosi menuju edisi kedua pada tahun depan, Animasi Club menampilkan atau menayangkan film – film dari para pemenang event CRAFT edisi pertama yang terbungkus dalam “Best Of The Best CRAFT 2017”. Acara Screening & Discussion tentang film animasi ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 2018 yang bertempat di Yogyatorium, Yogyakarta. Sedikit kembali ke belakang, CRAFT merupakan sebuah event festival animasi internasional dwi tahunan yang digaga oleh Animasi Club. Event itu dibuat sebagai bentuk apresiasi atas teknik – teknik animasi yang berbasis kerajinan tangan di dunia. Edisi pertama event ini telah digelar pada tahun 2017 lalu dengan diikuti oleh 115 film dari 46 negara di dunia.                 Acara Screening & Discussion kemarin di Yogyatorium menampilkan beberapa karya film animasi antara lain yaitu : The Blue Baby, Strange Case, My Life I Don’t Want, Tango, Night Hope, dll. Banyak fi

Keseruan Acara Forum Sosialisasi Kepatuhan Terhadap Hak Kekayaan Intelektual

Forum Sosialisasi mengenai Kepatuhan Terhadap Hak Kekayaan Intelektual, digelar di Ballroom 1-2-3 Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, Kamis (25/07/2019). Turut hadir dalam kegiatan ini Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hulum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Tenaga Kerja & Transmigrasi Kota Yogyakarta, Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, UMKM Yogyakarta, Tokoh Masyarakat setempat, dan mahasiswa Yogyakarta. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu pembacaan do'a dan sambutan oleh Ibu Neni Pratiwi. Tak lama, acara inti langsung di isi oleh H. Handi Nugraha, SH. MH selaku Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Dalam forum ini, beliau banyak menjelaskan tentang Regulasi Hukum Kekayaan Intelektual di Indonesia meliputi pengertian kekayaan intelektual, karya masyarakat yang bisa

PAMERAN FOTO POTRAIT CLUB “UTEKETEKUK” 2018

Pada tanggal 10 – 12 November 2018 KOMA diundang untuk menghadiri event “UTEKETEKUK”. UTEKETEKUK merupakan evet pameran foto yang diselenggarakan oleh Potrait Club Universitas AMIKOM Yogyakarta. Foto – foto yang dipamerkan adalah hasil karya atau jepretan dari anggota potrait lintas generasi yang dikumpulkan dan dipajangkan di Erha Coffee tempat diadakannya event tersebut. Tidak hanya mengadakan pameran, Potrait Club juga mendatangkan seorang pemateri yang sangat luar biasa yaitu seorang photographer senior Misbachul Munir. Beliau bisa terbilang sukses di dunia fotografi nasional bahkan internasional dan foto – fotonya juga banyak laku terjual di microstock dan media jual – beli foto lainnya. Harapan dari diadakannya event ini adalah para anggota Potrait Club bisa lebih meng-upgrade skill mereka dalam bidang fotografi dan juga bagaimana cara menghasilkan sebuah foto yang bisa punya nilai jual dan juga bagaimana memasarkan foto mereka agar bisa terjual. Ditulis Oleh : Yafi